Selasa, 03 Januari 2012

Kesimpulan Buku Tentang Analis Kesehatan

Judul Buku : Analisis Kimia Kuantitatif
Jilid : Keenam
Pengarang : R.A.Day,Jr  & A.L.Underwood
Penerbit : Erlangga
Bab : 3
Judul : Metode Analisis Titrimetri

Rangkuman : 
Analisa cara titrimetri berdasarkan reaksi kimia seperti: aA + tT → hasil.
Dengan keterangan: (a) molekul analit A bereaksi dengan (t) molekul pereaksi T. Pereaksi T, disebut titran, ditambahkan secara sedikit-sedikit, biasanya dari sebuah buret, dalam bentuk larutan dengan konsentrasi yang diketahui. 

Larutan yang disebut belakangan disebut larutan standar dan konsentrasinya ditentukan dengan suatu proses standarisasi. Penambahan titran dilanjutkan hingga sejumlah T yang ekivalen dengan A telah ditambahkan. Maka dikatakan baha titik ekivalen titran telah tercapai. Agar mengetahui bila penambahan titran berhenti, kimiawan dapat menggunakan sebuah zat kimia, yang disebut indikator, yang bertanggap terhadap adanya titran berlebih dengan perubahan warna. Perubahan warna ini dapat atau tidak dapat trejadi tepat pada titik ekivalen.
Titik titrasi pada saat indikator berubah warna disebut titik akhir. Istilah titrasi menyangkut proses ntuk mengukur volum titran yang diperlukan untuk mencapai titik ekivalen. Selama bertahun-tahun istilah analisa volumetrik sering digunakan daripada titrimetrik. Akan tetapi dilihat dari segi yang ketat, istilah titrimetrik lebih baik, karena pengukuran-pengukuran volum tidak perlu dibatasi oleh titrasi. Pada analisa tertentu misalnya, orang dapat mengukur volum gas.
Sebuah reagen yang disebut sebagai peniter, yang diketahui konsentrasi (larutan standar) dan volumnya digunakan untuk mereaksikan larutan yang dititer yang konsentrasinya tidak diketahui. Dengan menggunakan buret terkalibrasi untuk menambahkan peniter, sangat mungkin untuk menentukan jumlah pasti larutan yang dibutuhkan untuk mencapai titik akhir.
Titik akhir adalah titik di mana titrasi selesai, yang ditentukan dengan indikator. Idealnya indikator akan berubah warna pada saat titik ekivalensi dimana volum dari peniter yang ditambahkan dengan mol tertentu sama dengan nilai dari mol larutan yang dititer. Dalam titrasi asam-basa kuat, titik akhir dari titrasi adalah titik pada saat pH reaktan hampir mencapai 7, dan biasanya ketika larutan berubah warna menjadi merah muda karena adanya indikator pH fenolftalein. Selain titrasi asam-basa, terdapat pula jenis titrasi lainnya.






























Reaksi-reaksi dalam metoda titrimetri :
1.    Reaksi asam-basa :
HA + OH-   →  A-+ H2O (a)
dan
BOH + H3O  →  B++ 2 H2O (b)
pada (a) titrannya alkali kuat (NaOH, KOH) dan pd (b)titrannya asam kuat (HCl, H2SO4).
2. Reaksi oksidasi-reduksi (redoks)
Contoh :
Fe2++ Ce4+ → Fe3++ Ce3+
5Fe2++ MnO4-+ 8 H+  → 5 Fe3++ Mn2++ 4 H2O

3. Reaksi pengendapan kation perak dng anion halogen
Ag++ X- → AgX
X = Cl , Br, iodida, tiosianat (SCN) .

4. Reaksi pembentukan kompleks
Ag++2 CN- → Ag(CN)2-
Reaksi ini merupakan dasar reaksi Liebig untuk sianida


Konsentrasi titer
Satuan titer adalah bobot per volume, namun bobot tersebutadalah bobot reagensia yg bereaksi dng larutan, bukan bobot zat dalam larutan.
T   =  mg
       ml
N =   mg
       m l x BE
T = N x BE

Standar primer 
Umumnya suatu larutan standar ditera dngcara titrasi, dimana larutan tersebut direaksikan dengan sebobottertentu standar primer .Standar primer harus memiliki karakteristik : 
1.Dapat diperoleh dng mudah dalam bentuk murni atau dalamkadar yg diketahui pasti dng harga wajar. Ketidak murnian zattsb tidak boleh lebih dari 0,02 %
2.Zat tersebut harus stabil, mudah dikerjakan, tidak terlaluhigroskopik, tidak menyusut selama ditimbang (tidakmenguap). Biasanya garam hidrat tidak dipakai sebagai standard primer.
3.Diinginkan standar primer memiliki bobot ekivalen yg wajar(relatif) tinggi, agar galat penimbangan dapat minimal.Untuk titrasi asam basa, biasanya disiapkan larutan asam danlarutan basa kira-kira dng konsentrasi yg diinginkan, dan kmddilakukan standardisasi salah satunya dengan suatu standarprimer.
Standar primer untuk larutan basa yang digunakan secaraluas :
kalium-hidrogen-ftalat KHC8H4O4(disingkat KHP); asamsulfamat HSO3NH2; kalium-hidrogen-iodat KH(IO3)2.
Standar primer untuk larutan asam yang umum adalah :
Na-karbonat Na2CO3; dan tris(hidroksi metil)-amino metana(CH2OH)3CNH2(dikenal sebagai TRIS atau THAM). Larutan NaOH dan KOH yang sudah disimpan jangandigunakan sebagai standar sekunder, karena keduanya kurangstabil, dapat bereaksi dengan CO2 atmosfir menjadi NaHCO3dan KHCO3.
*Standar primer untuk pengendapan digunakan garam murni .NaCl atau KCl murni sebagai standar primer untuk larutan 
AgNO3:Ag++ Cl- → AgCl
Untuk reaksi pembentukan komplex, garam  CaCO3 digunakansebagai standar primer untuk larutan etilen-diamina-tetra-asetat (EDTA) :
Ca2++ Y4- →  CaY2-( Y lambang untuk EDTA)


















0 komentar:

Posting Komentar

Template by:

Free Blog Templates